Daftar isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………
BAB 1. Pendahuluan
Ø Latar belakang…………………………………………………………………………….
Ø Dasar teori ……………………………………………………………………………..
Ø Tujuan
penelitian ……………………………………………………………………….
BAB 2. Hasil Pengamatan
§ Alat………………………………………………………………………………………...
§ Bahan ……………………………...…………………………………………………...…
§ Cara
kerja………………………………………………………………………………….
§ Hasil
penelitian……………………………………………………………………………
§ Analisis
data……………………………………………………………………………….
§ Pertanyaan
dan jawaban pertanyaan…………………………………………………...
BAB 3. Penutup
§ Kesimpulan………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………….……………………………..…
BAB 1. Pendahuluan
Ø Latar
belakang
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan
timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini
memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau
berenang bagi unggas air. Tulang punggung di daerah leher
dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung
tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas
sayap (Akoso, 1993).
Tulang-tulang
hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga). Ruang berongga
ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang
patah untuk bernafas melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah
diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua
belas persen struktur tulang pada ayam adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil
sekali yang mengikat struktur berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan
bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely
and Bade, 1991).
Tulang
mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral.
Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar
terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat (Frandson, 1992).
Rongga sunsum
tulang ayam betina selama masa bertelur disusupi oleh
sistem tulang sunsum yang terdiri atas kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang
sunsum dengan anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk membentuk kulit telur bila kalsium yang tersedia dalam pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam betina yang
secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat pada ayam jantan (Akoso, 1993).
Sunsum tulang
terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang
iga, tulang hasta, tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh dewasa,
yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung
tulang sunsum. Pada ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium yang
cukup untuk membentuk kerabang bila kadar kalsium yang dimakan selama bertelur
rendah (Akoso, 1993).
Timbunan
kalsium tulang ayam betina piaraan hanya dapat mencukupi pembentukan beberapa
kerabang telur. Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam bertelur
kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang
(Akoso, 1993).
Ø Dasar teori
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen
klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam
lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida
harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan
yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan
sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu
Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan
kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and
Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting
dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia
organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana.
Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi
gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap
tahunnya.
Seperti yang telah kita ketahui, komponen utama tulang adalah
unsur Ca (kalsium). Asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan
unsure unsur seperti Ca dengan mengikuti reaksi: HCl + Ca
--> CaCl2 + H2
Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam
asam, maka pada kondisi tertentu, tulang akan menjadi lentur/lunak karena
komposisi Ca pada tulang sudah menurun drastis.
Ø Tujuan
penelitian
Mengamati
struktur tulang keras
BAB 2. Hasil Pengamatan
§ Alat
1. Gelas beker
2. Cawan petri
3. Pisau
4. Pinset
5. Sarung tangan karet
6. Kertas tisu
§ Bahan
1. Tulang paha ayam segar
2. Larutan asam klorida (HCl) 15%
§ Cara
kerja
1. Gunakan sarung tangan untuk
membersihkan tulang dari daging ayam yang menempel.
2. Amatilah keadaan struktur tulang
tersebut, meliputi kekerasan (dengan cara menekan). Kelentukan (dengan cara membengkokkan
), dan warnanya.
3. Letakan tulang ke dalam gelas
beker. Tuangkan HCl 15% ke dalam gelas beker hingga tulang terendam dan biarkan
selama 50 menit.
4. Ambil tulang dengan menggunakan
pinset, cuci tulang dengan air yang mengalir, keringkan tulang dengan kertas
tisu, dan letakan pada cawan petri.
5. Amatilah perubahan keadaan tulang
setelah direndam dan catat hasil pengamatan ke dalam table
§ Tabel
hasil pengamatan
No
|
Tulang
yang diamati
|
Keadaan
struktur tulang
|
Keterangan
lain
|
||
Warna
|
Kekerasan
|
Kelenturan
|
|||
1
|
Sebelum
direndam HCl 15%
|
Putih
bersih
|
Keras
|
Tidak
lentur
|
-Tidak rapuh.
-Sumsum berwarna
merah.
-Berbau amis.
|
2
|
Sesudah
direndam HCl 15%
|
Putih
kehitam - hitaman
|
Tidak
keras
|
Lentur
|
-Tulang rapuh.
-Sumsum berwarna
hitam dan hancur.
-Berbau busuk.
|
§ Analisis
data
Sebelum
tulang direndam HCl strukturnya keras , tidak rapuh, berbau amis, sumsum
berwarna merah dan tulang berwarna putih bersih. Namu esudah tulang direndam
HCl strukturnya berubah menjadi lentur, rapuh, berbau busuk, sumsum berwarna
hitam dan hancur, tulang berwarna putih kehitam hitaman.
§ Pertanyaan
dan jawaban pertanyaan :
1.
Perubahan
apakah yang terjadi pada tulang sebelum dan sesudah direndam HCl 15% ?
2.
Setelah
tulang direndam HCl 15%. Apakah tulang bisa dibengkokkan? Apakah pengaruh HCl terhadap
struktur tulang ? tuliskan reaksi kimianya.
3.
Sebutkan
komponen zat penyusun tulang.
4.
Apakah
fungsi za kapur (Kalsium fosfat dan kalsium karbonat) bagi tulang ?
5.
Dari
manakah tubuh memperoleh zat kapur ?
6.
Apa
akibatnya jika tubuh kekurangan zat kapur ?
Jawaban :
1.
Sebelum
tulang direndam HCl strukturnya keras , tidak rapuh, berbau amis, sumsum
berwarna merah dan tulang berwarna putih bersih.
Sesudah
tulang direndam HCl strukturnya lentur, rapuh, berbau busuk, sumsum berwarna
hitam dan hancur, tulang berwarna putih kehitam hitaman.
2.
Setelah
tulang direndam HCl 15% tulang dapat dibengkokkan, pengaruh HCl terhadap
struktur tulang yaitu menyebabkan jumlah kalsium pada tulang berkurang hal ini
dikarenakan kalsium larut dalam larutan asam maka pada kondisi tertentu tulang
akan menjadi lentur/lunak karena komposisi kalsium pada tulang sudah menurun
drastis. Berikut reaksi kimianya
HCl +
Ca → CaCl2 + H2
|
3.
Komponen
zat penyusun tulang:
-
Zat
perekat
-
Zat
kapur
-
Fosor
-
Mineral
-
Kalsium
-
Sumsum
(Berada di tulang panjang bagian tengah yang sebagian besar berisi lemak )
4. - Untuk menambal
tulang yang keropos
-Membantu tumbuh kembang tulang
5. Tubuh
memperoleh zat kapur dari makanan seperti susu, yogurt, keju, ikan salmon, susu
kedelai serta aneka biji-bijian
6. -
Keropos tulang/osteoporosis. Jika dalam tulang tidak terdapat
endapan kalsium yang cukup, maka akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel
tulang, hingga volume tulang berkurang.
-Nyeri
otot tulang. Gerakan tubuh ditentukan oleh stimulasi otot tulang,
sementara rangsangan otot tulang timbul karena peran kalsium yang sangat
penting. Jika asupan kalsium dalam tubuh tidak memadai, maka akan terjadi nyeri
pada otot tulang
-Ganguan
dalam jantung. Jantung mengemban tugas untuk mempertahankan nyawa.
Meski hanya sebesar kepalan tangan, jantung mampu mengantarkan darah setiap
saat kesetiap sel dalam tubuh. Kemampuan ini berasal dari konstraksi otot
jantung secara terus menerus. Padahal konstraksi dan ekspansi jantung serta
penyimpanan dan pengunaan energinya tidak lepas dari pengaruh kalsium. Gangguan
dalam jantung merupakan satu dari 5 Efek kurang kalsium terhadap tubuh yang
patut diwaspadai.
-Kekebalan
tubuh berkurang. Kekuranan kalsium mampu memicu terjadinya penurunan
kekebalan tubuh. Apabila kekurangan imunitas tubuh terhadap serangan penyakit,
maka dengan sangat mudah terjangkit berbagai penyakit yang seharusnya bisa
ditangkal oleh system kekebalan tubuh.
-Daya ingat berkurang. Ion
kalsium berperan penting dalam proses pengeluaran dan pengiriman sinyal syaraf.
BAB 3. PENUTUP
§
Kesimpulan
Dalam
praktikum ini kami dapat menyimpulkan bahwa jika tulang di rendam dalam
larutan asam maka akan terjadi perubahan struktur tulang dari tulang yang tidak rapuh,
sumsum berwarna merah dan tulang yang keras menjadi tulang yang rapuh, sum-sum nya
akan berubah warna menjadi hitam dan tulang nya
menjadi sangat lentur.